Kamis, 11 Juni 2015

Mencuci Pakaian Yang Benar Menurut Islam

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan perihal kesucian dan kebersihan. Material yang bersih dalam islam belum tentu bisa dikatakan suci. Namun apapun bentuk fisik suatu barang jika dikenai
hukum suci, otomatis barang tersebut bersih. Terlepas dari semua pernyataan di atas, nabi pernah bersabda bahwa “kebersihan itu sebagian dari iman.” Jika kita lihat dan tela’ah hadits ini, maka betapa penting dan wajibnya kita menjaga kebersihan. Tidak hanya kebersihan fisik, namun juga psikis. Lalu, begitu tinggi tingkat derajat kebersihan tersebut sampai-sampai yang menjadi tolak ukur keimanan seseorang. Apa wahai kawan q yang lebih tinggi tingkatannya daripada iman??? Oleh karena itu, kehati-hatian dalam setiap langkah bisa menghidupkan keimanan kita. Saya tidak akan menjelaskan cara mencuci secara mendetail, karana disadari atau tidak, kita tentu bisa mencuci. Minimalnya mencuci underwear kita sendiri. Tapi disini yang paling penting diperhatikan adalah cara akhir dalam pencucian.
Sebelum masuk bahasan, mari kita lihat inti hadits nabi berikut,” telah dalam suatu perjalan nabi bersama-sama shohabat dan melewati kuburan tua. Lalu beliau (nabi) berhenti sejenak di kuburan tersebut. Lalu shohabat berkata,” ada apakah gerangan ya rosul kita berhenti. Lalu nabi menjawab, “ ya shohabat ku… tahukah engkau bahwa penghuni kubur ini sedang disiksa karena semasa hidupnya ia tidak bersuci sehabis buang air…ilal akhir”… subhanalloh,….. begitu mengerikan jika kita anggap hal yang mungkin sepele, ternyata malah berakibat fatal jika tidak dilaksanakan. Hukum syari’at adalah tegas dan mengikat. Ini bukan untuk menyusahkan manusia, namun hanya untuk memanajemen manusia agar hidup sehat. Jangan kita anggap setiap apa yang ada pada islam itu suatu kesusahan untuk dilakukan, namun harus dipahami, bahwa islam tidak menghendaki umat Allah itu buruk dengan membiarkan apa yang ada padanya rusak.
Cucian adalah hal yang sangat wajar dan pasti ada pada stiap keluarga. Kewajiban kita bukan merenungi, wah.. banyak sekali pakaian kotor hari ini, namun bagaimna pakaian itu bisa kita sucikan. Pahala yang amat besar diberikan kepada wanita yang mencucikan pakaian keluarganya, terutama pada suaminya. Hal tersebut termuat dalam salah satu kitab. Namun saya mohon maaf saya agak2 lupa… saya jelaskan secara singkat. Cara cuci ini hanyalah untuk mensucikan pakaian. Karena jika kita perhatikan banyak yang mencuci pakaian namun hanya ala kadarnya saja. Disini jika anda menganggap saya fanatic adalah ia… arti fanatic adalah berpegang teguh pada syariat. Saya berusaha untuk menjalankan syariat yang saya bisa. Kita mulai…. Perhatikan,. Jika tidak sesuai tinggalkan cara ini. Berdasarkan pengalaman dipondok pesantren (my brother), Caranya adalah …. Cuci pakaian seperti biasa, tidak ada yang berbeda. Kalau bisa sebelum mencuci pisahkan antara pakaian najis (kotor) dengan pakaian yang tidak najis. Antara pakaian anak-anak dengan pakaian dewasa. Karena cenderung anak-anak sekarang belum umur 2 tahun namun sudah di kasih makan nasi. Ini menyebabkab berlakunya hukum najis bagi anak kecil laki-laki. Lain dari itu anak kecil juga cenderung belum bisa menjaga kebesihan karena belum mengerti. Setelah dipisahkan dan dicuci secara biasa, baik dengan tangan ataupun mesin cuci. Setelah itu bilas. Nah, mungkn pada hal ini yang agak berbeda. Pada bagian pembilasan sebaiknya bilas semua pakaian pada air yang mengalir, baik itu keras atau selang air. hal ini untuk mensucikan najis, karena najis-najis kecil yang tidak Nampak akan berlalu pada aliran air. tentunya wadah yang digunakan sebelumnya dibilas dengan air suci dan mensucikan. Tahap paling akhir adalah menjemur. Nah slesai… mudahkan. Namun yang agak rumit waktu pembilasan, karena harus tahap demi tahap. Mudah-mudahan ini bermanfaat. Dan pakaian yang kita cuci mendapat hukum suci serta aman untuk dibawa sholat. Ingat, hukum najis sama dengan hukum air yang mengalir. Dan tanggung jawab penyuci ketika masih ada najis dalam pakaian dan otomatis tidak sah untuk sholat,…. Wollohu’alam dengan dosa yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar